Tuesday, April 29, 2008

Buat Senior dan Junior Ada…


Trek Punclut menyajikan variasi double jump buat penghobi sepeda dirtjump.

Puluhan pesepeda terlihat memainkan sepedanya di Puncak Ciumbuleuit Utara atau lebih dikenal dengan nama Punclut. Rata-rata mereka menunggangi sepeda BMX dan sepeda gunung (Mountainbike-MTB). Yang memiliki BMX, terlihat bermain dirt jump (DJ) di tengah trek. Sedangkan yang mengendarai MTB, asyik bermain di area pump track. Pemandangan itu terlihat 16 Maret 2008 lalu, saat berlangsungnya lomba Dirt Jump Punclut Pump and Jam.

Mereka berlomba di arena bermain sepeda, yang menurut Asep Tubagus, salah satu perancang, disebut dengan nama trek Punclut. Trek ini merupakan sarana bermain sepeda anak-anak Bandung yang menyukai BMX/MTB DJ. Letak trek ini berdampingan dengan trek motorcross. Lokasi persisnya di samping Gedung Radio Republik Indonesia (RRI), Punclut, Bandung, Jawa Barat. Jaraknya sekitar 7 kilometer dari pusat Kota Bandung atau 3 kilometer dari kawasan belanja Cihampelas.

Trek Punclut menawarkan tantangan tersendiri bagi penghobi sepeda. Walaupun berukuran sekitar 30 x 80 meter, trek ini cukup lega dengan menyajikan beragam rintangan. Di situ ada delapan double jump. Empat double jump berdiri di tengah-tengah area. Rintangan itu untuk memuaskan hobi dirtjumper. Seorang dirtjumper pemula maupun yang sudah piawai dapat menyalurkan hasratnya di rintangan ini.

Buat pemain dirtjump yang baru bisa dan sedang belajar, dapat bermain di rintangan yang berada di tengah kiri dari tempat start. Tinggi dua double jump pemula itu sekitar 1 meter dengan celah sekitar 2 meter. Sedangkan penempatan double jump akhir, landing-nya berdekatan dengan double jump untuk senior . “Pada double jump akhir, dirtjumper bisa melakukan landing transfer,” kata Asep Tubagus, yang akrab dipanggil Apep, salah satu perancang trek..

Rintangan yang tergolong ekstrem berada di samping double jump pemula. Buat dirtjumper yang jago, rintangan ini malah dikatakan biasa saja. Sebagai perbandingan dengan rintangan pemula, tinggi double jump pro ini mendekati 2 meter, sekitar setengah meter lebih tinggi. Yang bikin “ngeri” adalah gap-nya, sekitar 2,5 meter. “Meriang lihatnya,” ujar Hendrik, karyawan Cycling, yang hobi bermain sepeda downhill saat dimintai komentarnya.

Kontur tanah yang dipake membuat gundukan berkarakter keras. Sehingga, begitu hujan menguyur trek ini, permukaan tanah tidak menjadi lembek atau becek. Sebaliknya, permukaan tanah akan menjadi licin. Ini terlihat saat cycling menyambangi trek itu setelah hujan.

Sisa empat double jump berada di sisi kiri. Dari bentuknya, rintangan ini lebih menyerupai handicap untuk crosser. Itu dikarenakan ukuran double jump yang rendah, bergelombang dan memiliki ketinggian sekitar setengah meter. “Rintangan itu belum 100 persen rampung. Rencananya kami mau membentuk putaran dari double jump yang di tengah,” ujar Apep ditemui di lokasi.

Melongok ke sudut kanan dari tempat start, tersedia lahan bermain pumping. Pesepeda biasa menyebutnya pump track. Panjangnya sekitar 50 meter dari tempat start. Pesepeda yang hendak bermain di pump track, dimulai dari tempat yang tinggi. Itu terletak di jejeran tempat start permainan dirtjump. Dari start situlah pesepeda mengowes mencari speed dan melewati dua table top, kemudian baru masuk ke area pump track.

Setelah melintasi table top kedua, pesepeda langsung dihadang rhytem section, lalu berm pertama, disusul tabletop, berm, rhytem section kedua, dan berm terakhir guna memutar lagi. “Buat yang ingin melatih teknik pumping, trek ini cocok,” kata Sonny M Heriyadi, mantan atlet sepeda gunung Indonesia sekaligus pembuat trek Punclut.

Dari semua pesepeda yang main di pump track pertengahan Maret lalu, Chandra Ariavijaya terlihat paling terampil mengaplikasikan teknik nge-pump sepeda. Pentolan Charmdevo itu dapat meliuk di berm dan rolling di rhytem section dengan lembut. Hebatnya, di bagian rhytem section, Chandra masih sempat memutar pedalnya beberapa kali. “Buat pemula akan susah melakukan pedaling di rhytem section,” kata Chandra.

Daya tarik lain yang ditawarkan trek punclut adalah view, pemandangan, panorama dan udara sejuk. Karena trek ini terletak di dataran tinggi, dan dikenal sebagai atap Kota Bandung, pesepeda yang menyambangi tempat ini akan menyaksikan sebagian tata letak kota itu. Terlebih, pemilihan lokasi trek Punclut itu berada paling pinggir. Buat Anda yang tertarik bermain dirtjump dan pump track, sekaligus refreshing, Punclutlah tempatnya.

Story About Track

Trek Punclut punya cerita sendiri. Dari cerita Apep, trek BMX DJ, dulunya berada di lahan bermain motorcross. Namun, perlahan-lahan trek itu bergeser fungsinya dan berubah sebagai arena motorcross. “Mereka (penghobi motorcross-red) serius menggarap trek itu. Saat izin membangun dari si pemilik didapat, mereka mengembangkan jadi trek motorcross,” katanya.

Trek BMX DJ pun akhirnya bergeser ke sebelahnya. Modelnya pertama kali di rancang dan dibangun oleh Sonny M Heriyadi sekitar tahun 2001-an. Sonny bersama rekannya dari SMH Racing membentuk rintangan berupa double jump, yang sekarang di peruntukan buat pemula (junior).

Selang beberapa tahun (Apep lupa tahunnya), Apep memodifikasi trek itu menjadi lebih menantang. Dia dengan penghobi DJ dari Bandung menambah rintangan buat senior. Pada double jump kedua di senior, Apep menggabungkan dengan yang junior. Sehingga rider bisa melakukan perpindahan landing.

Pada Maret 2008, trek itu dilengkapi dengan satu area pump track. Area itu adalah buah pemikiran Chandra Ariavijaya. Mantan downhiller yang pernah menduduki rangking 30 dunia itu membawa contoh gambar ke Apep. Bersama penghobi sepeda Bandung, Apep mengerjakan area latihan pumping itu.

Tidak Malu-Maluin di Lomba XC


Agar tahan dan kuat melahap medan XC di arena lomba, perlu latihan endurance, high intensity, interval dan latihan beban.

Beberapa bulan terakhir kejuaraan sepeda gunung (mountainbike-MTB) cross country (XC) kian marak di Indonesia. Namun, untuk unjuk ketahanan di medan XC dalam suatu lomba, perlu memperhatikan kemampuan diri. Sejauhmana kecepatan, ketahanan dan kemampuan kita melahap arena lomba XC itu. Anda selaku penghobi dan rutin bike to work tentunya merasa tertantang untuk membuktikan diri di balapan. Namun, agar tidak memalukan diri sendiri: sering di over lap, nafas hampir habis, atau tidak kuat lagi menggenjot, perlu pemahaman dan latihan rutin.

Kesawadjati, Pelatih MTB ISSI Jambi, ditemui di trek XC Mekarsari, Cileungsi, Jawa Barat, tidak segan menurunkan ilmu kepelatihannya kepada kita. Menurutnya, dalam menu latihan untuk nomor XC, porsi latihan endurance menjadi poin terpenting. Namun, itu juga mesti ditunjang dengan sejumlah latihan lain: weight training, high intensity dan interval training.

Latihan Endurance

Medan XC tergolong ringan dan tidak ekstrem. Umumnya, trek yang sering dilalui berupa tanah, makadam, dengan rintangan turunan dan menanjak. Dalam kondisi seperti itu, daya tahan pembalap mutlak dibutuhkan. Terlebih peraturan lomba disetiap event, mengharuskan pembalap memutari lap sampai enam kali. Setiap lap panjang lintasannya sekitar 5 kilometer--ini tergantung trek yang bakal dipakai lomba.

Jika Anda ingin menyelesaikan lomba, dan ingin terus bertahan di lintasan, mulailah latihan endurance secara rutin. Menurut Kesawadjati atau biasa dipanggil Jati, latihan endurance dapat dilakukan dengan cara menggenjot sepeda selama 3 jam. Singkatnya: genjot…genjot…genjot dan genjot.

Bagi penghobi yang belum memiliki pengalaman bertanding di lintasan XC, dan merasa sering ngap-ngapan ketika menggowes sepeda, disarankan terlebih dahulu menjajal lintasan jalan raya. Kalau Anda sering bersepeda ke kantor sekurang-kurangnya 4 kali seminggu, daya tahan tubuhnya tinggal dipoles lagi. Terlebih bila jarak rumah ke kantor Anda di atas 50 kilometer. Bisa jadi daya tahan tubuh Anda malah sudah terbentuk.

Mengapa malah latihan di jalan raya, padahal kita lomba menghadapi jalur offroad? Jati menjelaskan, untuk ukuran pemain MTB baru atau pemula, jalur jalan raya dipilih guna melatih basic menggenjot sepeda dengan baik. Karena kalau langsung “diceburkan” ke offroad, sudah pasti si pesepeda pemula itu fisiknya akan drop. “Karakter medan onroad dan offroad beda jauh. Jika di jalan raya Anda bisa menggenjot 90 putaran per menit, begitu masuk offroad akan turun,” jelasnya.

Meningkatkan atau melatih endurance buat bersepeda baiknya ya… dengan bersepeda juga. Carilah jalanan yang bisa membuat hati Anda rileks. Misalnya daerah yang sepi kendaraan bermotor atau di lingkungan yang asri. Menurut Jati, latihan ini bukan sembarang menggenjot sepeda. Ketika menggenjot sepeda perhatikan kecepatan dan cadence Anda. Untuk latihan dasar, disarankan menggenjot sepeda selama 3 jam dengan kecepatan konstan. Namun, untuk mencapai kondisi seperti itu tidak langsung Anda temui dalam waktu singkat.

Butuh waktu latihan yang sering. Makanya, akan lebih bagus jika Anda membuat jadwal latihan tetap. Pasang target sampai waktu berapa lama Anda menemui kecepatan dan cedance konstan. “Kalau buat pemula sepertinya akan butuh waktu 3 bulan. Harap di ingat pula! Itu juga tergantung individunya. Setiap individu tidak sama kekuatan dan daya tahan tubuhnya,” ujar Jati. Mengenai cadence, canangkan target menggowes sebanyak 100 putaran per menit.

Rutinitas latihan di jalur jalan raya tentu akan membuat bosan juga. Jati juga tidak menyalahkan kalau latihan mulai beralih ke jalur offroad. “Akan lebih bagus kalau pindah ke offroad-nya itu saat sudah bisa mempertahankan kecepatan sepeda,” katanya.

Kecepatan sepeda dan cadence yang diperoleh saat latihan di onroad, tidak bakal Anda didapat lagi di offroad. Itu disebabkan medannya yang menjadi berat, yang treknya didominsi tanah dan makadam. Untuk itu imbangi dengan kelihaian memindahkan shifter Anda. Kapan waktunya pindah ke gir berat dan kapan pindah ke ringan. Ringkasnya, biasakan diri dengan perpindahan gigi dan rutinlah mengenjot sepeda.

Latihan Beban (Weight Training)

Begitu masuk ke jalur offroad, kekuatan tidak terletak di kaki saja. Kekuatan otot tangan turut peran serta di sini. Permukaan trek yang kasar akan menyebabkan tangan memperoleh goncangan yang “deras”. Supaya pengendalian (handling) sepeda stabil dan pegangan tangan ke handlebars kuat, perlu melatih kekuatan tangan.

Melatih kekuatan otot tangan, dalam kamus kepelatihan Jati adalah dengan cara angkat beban, push up atau pull up. Otot tangan lama-kelamaan akan terbentuk dengan rutin latihan angkat berat. Namun, kalau Anda tidak memiliki barbel atau cukup biaya ke gym, pull up dan push up patut diterapkan.

Sebelum Anda menggenjot, luangkan waktu barang sejenak buat push up atau pull up. Hitung jumlah perolehan waktu Anda di hari pertama. Kemudian tingkatkan jumlahnya di hari berikutnya. Begitu seterusnya.

High Intensity

Daya tahan tubuh mantep. Kekuatan tangan mantep. Kemudian lanjutkan berlatih melahap medan tanjakan. Menurut Jati yang juga menjabat sebagai Ketua Indonesia Biking Adventure, latihan bisa diterapkan di medan offroad maupun onroad. Mengenai seberapa jauh jarak yang disarankan, ini tergantung daya tahan Anda.

Jika di hari pertama Anda hanya kuat menempuh tanjakan sependek 15 meter, ya itu tidak masalah. “Dalam latihan menanjak, itu dilihat dari kemampuan masing-masing pesepeda,” ujarnya. Namun, jangan sampai Anda memendam rasa benci dengan tanjakan dan malas buat latihan ini. Karena bagaimana pun, dimana pun, trek XC selalu menyajikan trek tanjakan, baik itu pendek maupun panjang. Untuk itu teruslah “mengakrabkan” diri dengan tanjakan.

Latihan Interval

Latihan interval diperlukan untuk mengukur kekuatan daya ledak Anda. Dalam balapan XC, sprint sebagai salah satu bagian latihan interval, bermanfaat saat Anda memasuki putaran akhir lomba. Modal ini bagus untuk menyalip lawan.

Latihan interval bisa dilakukan saat bersepeda. Entah itu ke kantor, jalan-jalan, atau jelajah. Latihan bisa di bagi tiga sesi terlebih dahulu. Jaraknya, Anda yang menentukan sendiri. Bisa 50 meter, 100 meter atau 200 meter. “Seperti saya katakan, itu tergantung kemampuan si pesepeda,” ujar pelatih Saikun ini. Singkat Jati, terus dan teruslah berlatih. Selamat berlatih.

Monday, April 28, 2008

Ferinanto: Raja Sprinter itu Kembali!

Ferinanto dikenal sebagai pembalap serba bisa. Sekarang, disisa karirnya, dia lebih banyak turun di road race.

Selama empat tahun sosok Ferinanto menghilang bak ditelan bumi. Prestasi yang diraihnya pun hanya kenangan dan cerita bagi sebagian penggemarnya. Kemanakah Feriananto selama itu? Keberadaannya kembali muncul pagi itu. Di kawasan Gelora Bung Karno, Jakarta, Ferinanto terlihat di jajaran pembalap Jawa Timur (Jatim) pada kejuaraan Tour de Jakarta 2008. “Selama empat tahun saya sibuk membuka usaha mebel mas,” katanya. “Sekarang tanding untuk persiapan Pekan Olahraga Nasional (PON-Red).”

Ferinanto yang dulu dikenal sebagai raja sprinter itu turun gunung demi tanah kelahirannya, Jawa Timur. Daerah asalnya masih membutuhkan kayuhan kakinya untuk mendulang emas balap sepeda jalan raya di PON ke-17 di Kalimantan Timur. Tour de Jakarta sebagai uji coba pertamanya sebelum turun ke PON nanti. Selang satu minggu, pembalap tipikal sprinter ini juga beruji coba di kotanya, dalam pergelaran Tour de East Java (TdEJ).

Namun, kemunculannya di situ malah membuat berita nasional. Bukan berita bagus. Sebagian media Indonesia menulis “duka” Ferinanto kala itu. Ia terkena sanksi dari komisi lomba TdEJ karena gaya sprint zig-zag-nya membahayakan pembalap lain. Peristiwa itu terjadi di etape kedua. “Itu legal. Gaya saya itu untuk menutup pergerakan lawan. Saya tidak mau kasih keuntungan lawan dengan menutup arah angin,” ujarnya, dihubungi lewat telepon.

Ferinanto diam. “Tidak. Saya bersama offisial protes. Saya bilang, balapan sekelas Tour de France yang menganut peraturan UCI, melegalkan balapan seperti saya itu,” katanya. Namun, komisi lomba tetap dengan pendiriannya. Presiden UCI untuk Asia, Jamaluddin Mahmood kekeuh mendiskualifikasi Ferinanto.

Itulah sekilas cerita comeback Ferinanto. Penggemar balap sepeda Indonesia tahu Ferinanto kembali turun lomba dari pemberitaan media massa. Sebelumnya orang kenal Ferinanto dari prestasinya. Kemudian usai membela Jatim di PON Palembang 2004, pemilik sepeda Trek edisi Lance Armstrong ini hilang dari gemerlap balap sepeda. “Saya memutuskan istirahat dari balap sepeda ketika “dipulangkan” dari Pemusatan Latihan Nasional (Pelatnas) Indonesia untuk Asian Games 2006 di Doha, Qatar,” katanya.

Diceritakan Ferinanto, pelatih Timnas saat itu menilai ia tidak disiplin dalam berlatih. “Dari situ saya mulai berlalih ke dunia usaha. Setiap hari saya membuat perabotan rumah,” katanya. Kurun waktu empat tahun, dari akhir 2004 hingga awal 2008, ia bergelut di usaha mebel itu.

Namun, awal 2008, pengurus olahraga balap sepeda Jatim, memanggil Ferinanto untuk masuk Pemusatan Latihan Daerah (Puslatda). Pemanggilan itu demi kepentingan Jatim untuk mengumpulkan pundi-pundi emas dari balap sepeda. Alasannya, empat medali Jatim dari PON sebelumnya adalah hasil gowesannya. Di Palembang saat itu, ia mempersembahkan 3 emas: kriterium, roadrace, beregu putra dan 1 perunggu: 40 km ITT. Harapan Jatim, Ferinanto dapat mengulangi prestasi itu.

XC, DH, Trek dan Road Race

Ferinanto lahir di Madiun, 23 Maret 1978. Berarti saat ini ia berusia 30 tahun, usia yang menurut Wahyudi Hidayat, Kepala Pelatih Nasional Indonesia adalah golden age bagi pembalap sepeda. Di usia ini, ia ingin menorehkan prestasi seperti yang pernah diperolehnya dulu.

Ferinanto memulai karir bersepedanya usia 12 tahun. Tepatnya tahun 1990 ia mencicipi lomba sepeda gunung di tanah kelahirannya, Madiun. Gelar pertamanya digenggam di Kejuaraan DCS FM Speed Road 1990, tingkat Regional Madiun. Pada event yang diselenggarakan sebuah radio setempat, DCS FM, ia memperoleh juara kedua. Saat itu ia ikutserta atas nama klub sepedanya, Lawu Cycling Klub Madiun. “Klub ini masih ada mas,” katanya sedikit bangga.

Pada tingkat junior, Ferinanto banyak menghabiskan tenaganya di balapan sepeda gunung, cross country (XC). Pelbagai kejuaraan regional maupun nasional kerap disambanginya dan selalu berbuah juara. Menurutnya, sekitar tahun 1990-an, kategori junior itu yang “berkuasa” ada empat pembalap. Selain saya (Ferinanto-red), ada Frani Kristianto, Sonny M Heriyadi (Jabar-Bandung Mountainbike) dan Kalis (Jawa Tengah). “Kalau ada kejuaraan, ya berempat itu yang bergantian juara,” ujarnya.

Tahun 1994, ia disatroni Chandra Ariavijaya, yang saat itu sedang mencari bibit muda. Ia ditawari bergabung dengan Tim Panasonic. Dari Chandra, ia diasah teknik bersepeda dengan baik. Hasilnya, juara umum XC BSD Matra Series di Pamulang, Jakarta, 1994-1995 ia rengkuh. Tahun 1993 ia juga juara di event ini. Namun, catatan prestasi yang paling membanggakan dirinya adalah juara ketiga junior World Cup Series 1994 di Australia.

Selepas Tim Panasonic berganti menjadi Tim Citra Muda tahun 1995, ia menjajaki dunia turun gunung (downhill). Bersama rekannya saat itu: Risa Suseanty, Sugianto ‘Hoho’ Setiawan, Ferry Sonic dan Sugianto Gimo, ia menjadi momok yang ditakuti lawan ketika turun balapan.

Title pertama downhill (DH) ia peroleh di pergelaran PON 1996 di Jakarta. Ia mengalungi emas DH buat kontingen Jatim. Empat tahun kemudian, saat PON di adakan di Surabaya, Jatim, ia kembali meraih medali, tapi perunggu.

Rentetan medali Feriananto dari cabang DH tidak dipersembahkan buat daerahnya saja. Indonesia juga kebagian “keringat” Ferinanto. Ia membagi Indonesia medali di ajang Sea Games. Tahun 1997 di Jakarta ia memberi Indonesia perak dan 1999 di Brunei Darussalam ia memberi perunggu. “Di Jakarta saya kalah dari Hoho,” ujarnya.

Penyuka nasi pecel khas Madiun ini sudah malang melintang di jalur off road selama 11 tahun. Merasa “lelah” mencicipi panggung sepeda gunung, ia pun bergeser ke lintasan jalan raya dan trek. Sekitar tahun 2001-an ia pindah aliran. Hebatnya lagi, ia bisa menorehkan prestasi di nomor barunya itu seperti yang pernah ia peroleh di sepeda gunung. Ceceran medali yang prestisius adalah perak 1000 meter Individual Pursuit Sea Games 2001 di Malaysia dan emas Kriterium Sea Games 2003 di Vietnam.

Sewaktu menjajaki medan on road, ia pernah bergabung dengan tim divisi tiga, Polygon Sweet Nice (PSN). Putra ke-2 dari 3 bersaudara ini membela PSN selama 2 tahun (2002-2004). Dalam catatan cyclografi-nya, beberapa gelar kejuaraan tour pernah singgah “disakunya”. Sebut saja: gelar raja tanjakan (green jersey) Jelajah Malaysia 2002 dan Tour de Taiwan 2003 serta runner up klasifikasi umum Tour de Macau 2003

Sederet gelar dan medali bagi Jatim, Indonesia dan timnya itu adalah buah kerja kerasnya. Berusaha memberikan yang terbaik buat tim dan Tanah Airnya adalah bentuk dedikasinya. Kecepatan menggowes sepeda di pelbagai nomor telah dibuktikan. Sekarang, dalam comeback-nya, Ferinanto ingin terus memburu gelar, terutama di nomor road dan trek. (Foto dari Tabloid Bola, Tjandra M Amin)

Biodata:
Nama Lengkap : Ferinanto

Lahir : Madiun, Jawa Timur, 23 Maret 1978

Tinggi Badan : 171 cm

Berat Badan : 71 kg

Klub : Lawu Cycling Klub, Panasonic, Citra Muda, Polygon Sweet Nice.

Putra : ke 2 dari 3 bersaudara

Sepeda Pertama : Bridgestones

Sepeda Sekarang : Trek Limited Edition (Edisi Lance Armstrong)

Makanan Favorit : Nasi Pecel Madiun

Hobi di luar sepeda : Kongkow bersama teman

Prestasi diantaranya :

Juara 3 Junior World Cup Series 1994 di Australia

Juara Umum XC BSD Matra Series 1993-1995 di Jakarta

Emas DH PON 1996 di Jakarta

Perak DH Sea Games 1997 di Brunei Darussalam

Perunggu DH PON 2000 di Jawa Timur

Perak 1000 m IP Sea Games 2001 di Malaysia

Empat Kali Juara Etape Tour de ISSI 2002

Juara Kategori Sprinter di Jelajah Malaysia 2002

Juara Kategori Sprinter di Tour de Taiwan 2003

Juara 2 Umum Tour de Macau 2003

Emas Kriterium Sea Games 2003 di Vietnam

Tiga Emas (Kriterium, Road Race dan Beregu Putra) PON 2004 di Palembang

Perunggu 40 km ITT di PON 2004 Palembang


Tuesday, April 15, 2008

Herman Hentikan Keperkasaan Rider Australia

Kepungan tiga rider Australia di final kejuaraan balap sepeda BMX, UCI BMX Supercross di Adelaide, Australia, 12-13 April 2008 tidak berarti apa-apa buat David Herman. Ketiga rider itu: Kamakazi, Jared Graves, dan Luke Madil tidak bisa berbuat banyak saat Herman, 19 tahun, melindas garis finish pertama. Rider Amerika Serikat itu mencatatkan waktu tercepat 30,446 detik. Kemudian Maris Strombergs (Latvia) menyusul dengan waktu 30,729 detik. Tempat ketiga diduduki Kamakazi dengan waktu 30, 923 detik.

Rider Australia begitu mendominasi di babak final dan semifinal. Setidaknya ada enam pembalap Negeri Kangguru di semifinal: Daniel Johnstone, Khalen Young, Alex Cameron, Kamakazi, Jared Graves, dan Luke Madil. Namun, keperkasaan itu tidak dipertahankan di final. Para rider Australia itu harus tunduk dengan satu rider AS, Herman. Padahal, kecepatan para rider Australia begitu hebat di semifinal hingga bisa menaklukan tiga rider AS: Mike Day, Donny Robinson dan Bubba Harris. Bahkan, Herman pun hampir dibuat knock out, namun ia bisa lolos dan menempati posisi terakhir.

"Saya sungguh bahagia. Di arena, saya banyak mendapat pelukan. Saya pun memberikan pelukan ke Bubba di semifinal," ujar Herman.

Monday, April 14, 2008

Sepatu SPD Nike


Coraknya seperti papan catur, kotak-kotak kecil paduan warna biru dan hitam. Di kotak biru diselipi gambar bintang. Mengencangkannya dengan seikat tali dibantu strap di atasnya. Di permukaan atas, tempat menutup bagian jari kaki tersedia lubang kecil sebagai sirkulasi udara. Begitu sekilas gambaran desain sepatu baru Nike, Dunk Gryzo, sepatu yang alasnya dibenami cleat, seperti terlihat di situs bikeradar.com.

Sepatu baru Nike ini akan sering terlihat di balapan BMX Supercross. Pemakainya adalah rider Amerika Serikat, China dan Jepang. Diperkirakan, sepatu ini akan banyak menghiasi kaki rider yang berlaga di Olimpiade Beijing nanti. Sol luar sepatu ini adalah campuran kevlar dan metal grommets.

48th Vuelta al País Vasco: Contador Juara

Alberto Contador. Foto: Susanne Goetze/cyclinginside.com

Lagi, Alberto Contador mempecundangi Cadel Evans. Kali ini "pertarungan" berlangsung di kejuaraan seri pro tour, Vuelta al Pais Vasco, di Spanyol, 7 sampai 12 April 2008. Contador, pembalap Tim Astana mengalahkan Evans (Australia/Tim Silence Lotto) di etape terakhir, Individual Time Trial (Aia-Orio) sejauh 20 kilometer. Pembalap Spanyol itu unggul 22 detik dari Evans yang membukukan waktu 29 menit 10,22 detik (Contador 29 menit 10 detik). Sebelumnya, Evans juga takluk atas kecepatan Contador di Tour de France 2007. Saat itu Contador juara dan Evans runner up.

Posisi itu kembali terulang di klasifikasi umum kejuaraan ini. Kemenangan Contador di etape terakhir memperkuat waktunya di klasifikasi umum menjadi 21 jam 3 menit 29 detik. Dan ia berhak atas medali emas. Evans berada di posisi kedua dengan margin 30 detik. Peringkat ketiga diperoleh pembalap Belanda (Rabobank), Thomas Dekker dengan selisih 5 detik dari Evans.

"Menang di kejuaraan ini merupakan gelar bergengsi buat saya," kata Contador dikutip cyclingnews.com. "Dan bisa unggul 22 detik di etape terakhir atas Evans benar-benar sebuah kejutan buat saya," tambahnya.

Hasil ini menempatkan Contador di posisi kedua klasemen sementara kategori pro tour series dengan nilai 58. Di atas Contador berdiri kokoh pembalap High Road asal Jerman, Andre Greipel dengan nilai 62. Lebih lengkapnya lihat susunannya di bawah ini.

ProTour standings

1 André Greipel (Ger) High Road 62 pts
2 Alberto Contador Velasco (Spa) Astana 58
3 Stijn Devolder (Bel) Quick Step 50
4 Jose Joaquin Rojas Gil (Spa) Caisse d'Epargne 45
5 Cadel Evans (Aus) Silence-Lotto 42
6 Oscar Freire Gomez (Spa) Rabobank 40
7 Nick Nuyens (Bel) Cofidis, Le Credit Par Telephone 40
8 Thomas Dekker (Ned) Rabobank 37
9 Juan Antonio Flecha Giannoni (Spa) Rabobank 35
10 Damiano Cunego (Ita) Lampre 33





Boonen Juara di Roubaix

PASCAL PAVANI/AFP/Getty Images)

Tom Boonen, usia 28 tahun, menjuarai Kejuaraan Balap Sepeda Jalan Raya, Paris Roubaix ke-106, di Perancis, 13 April 2008. Pembalap Belgia ini menyelesaikan lomba sejauh 259,5 kilometer dengan menyentuh garis finish pertama. Di belakangnya menyusul Fabian Cancellara (Swiss/Tim CSC), dan Alesandro Ballan (Italia/Tim Lampre). Boonen, rider Tim Quick Step, membukukan waktu 5 jam 58 menit 42 detik, lebih cepat satu detik dari Cancellara dan Ballan. "Saya bangga dengan apa yang kami capai hari ini (Flanders dan Roubaix-Red)," ujar Boonen. Beberapa hari sebelumnya, Tim Quick Steps juga menjuarai Tour of Flanders atas nama pembalapnya Stijn Devolder.

Paulissen dan Fuglsang Terkuat


Pasangan gado-gado, Roel Paulissen (Belgia) dan Jakob Fuglsang (Denmark) menjuarai Kejuaraan Cross-Country Marathon Cape Epic, di Afrika Selatan, 28 Maret sampai 5 April 2008. Kedua pembalap yang tergabung dalam Tim Cannondale Vredestein itu menyelesaikan petualangan sejauh 966 kilometer dengan waktu 36 jam 1 menit 44 detik.

“Pada etape terakhir, kami menyiapkan diri dengan sangat santai. Kami tidak perlu berjuang teralu keras, karena kami sudah unggul jauh (waktu-red),” ujar Paulissen, yang bersama rekannya Fuglsang, unggul 9 menit dari pasangan Jerman Karl Platt dan Stefan Sahm, sebelum etape terakhir.

Meskipun juara di etape terakhir, dari Oak Valley menuju Laourenford (68 kilometer), Platt dan Sahm tetap tidak bisa menggusur Paulissen dan Fuglsang dari klasemen umum. Pembalap Tim Bulls itu pun harus puas meraih juara kedua. Tempat ketiga direbut pasangan tuan rumah, Kevin Evans dan David George dari Tim MTN Energade dengan margin 16 menit 48 detik.

ASO Rubah Satu Rute TdF 2008

Col de Agnel setinggi 2744 meter dpl

Ancaman longsor pada etape 15 memaksa penyelenggara Tour de France 2008 merubah rute balapan. Pada etape yang sebelumnya mengambil start di Digne les Bains, sekarang diganti dan dimulai di Embrun menuju Prato Nevoso, Italia. Perubahan ini diumumkan Amaury Sport Organisation (ASO), 9 April lalu. “Pada awalnya etape itu pilih karena memiliki medan tanjakan, tepatnya di Larche. Tapi sekarang dihindarkan karena memiliki resiko “tinggi” longsor,” ujar pihak ASO, seperti diberitakan bikeradar.com.

Pihak ASO menambahkan, resiko terjadinya longsor di rute itu sekitar empat kilometer dari sirkuit. Dan itu sudah diketahui beberapa bulan ini. Kini dengan rute baru, pembalap akan mengarungi jarak sekitar 185 kilometer, 30 kilometer lebih pendek dari aslinya. Fitur yang disediakan rute ini adalah medan tanjakan Col d’Agnel setinggi 2744 meter.

National Mountain Bike Series ke-2

Kabush Menang di Seri Kedua

Geoff Kabush, pembalap Tim Maxxis menang di kelas elite cross country (XC) pada pergelaran National Mountain Bike Series ke-2, di Fountain Hills, Arizona, Amerika Serikat (AS), 6 April lalu. Pembalap berusia 31 tahun itu menyisihkan Adam Craig (Tim MTB Giant) dengan margin 18 detik dan Jeremy Horgan Kobelsky (Subaru Gary Fisher) dengan selisih waktu 50 detik. Kabush, asal Kanada, mencatatkan waktu tercepat 1 jam 47 menit 19 detik.

Saya selalu berusaha melewati Adam (Craig) lalu mempertahankan langkah begitu masuk bukit,” ujar Kabush usai masuk finish seperti dikutip cyclingnews.com. “Di bukit saya memacu sepeda 100 persen. Saya mendengar Adam berada di belakang sekitar 30 meter. Kami memacu sepeda 100 persen. Saya tidak berhenti hingga sampai di finish.”

Sementara, di bagian elite putri, duo pembalap Luna Womens MTB Team tampil sebagai juara. Georgia Gould berada di peringkat pertama dengan torehan waktu 1 jam 20 menit 14 detik. Menyusul rekannya Katerina Nash dengan selisih 1 menit 47 detik. Juara ketiga direbut pembalap Tim Dales Pale Ale, Dellys Starr dengan selisih waktu 2 menit dari Gould.

Ferry Sonic Ditahan

Mantan atlet sepeda gunung nasional Ferry Sonic ditahan petugas Polwiltabes Bandung, Jawa Barat. Ferry ditangkap di sebuah rumah di Jalan Braga, Bandung, 4 April lalu, karena positif mengkonsumsi narkoba jenis sabu-sabu. Selain itu, peraih emas Sea Games 1997 dan 1999 ini juga terbukti menyimpan satu paket sabu siap pakai dan peralatan hisapnya (bong) di rumah itu.

“Dari hasil tes urine, tersangka positif mengkonsumsi sabu-sabu. Tersangka mengaku sabu-sabu itu tidak dijual, melainkan dikonsumsi sendiri,” ujar Asep Jenal, Kasat Narkoba Polwiltabes Bandung, seperti dikutip antara.

Ferry Sonic adalah atlet cross country era 90-an. Kecepatan sepedanya saat itu ditakuti di kawasan Asia Tenggara. Prestasi terbaiknya, peringkat dua World Cup 1995. Karir balapnya berakhir tahun 2000, usai meraih emas di Pekan Olahraga Nasional (PON) Jawa Timur mewakili Jawa Barat..

Clerc Bantah Tudingan McQuaid


Patrice Clerc, 59 tahun, geram. Orang nomor satu di Amaury Sport Organization (ASO), sebuah organiser yang banyak menyelenggarakan event olahraga bergengsi, seperti Tour de France, akhirnya bicara perihal tudingan Presiden UCI Pat McQuaid. Clerc, berkata kepada media Perancis Le Monde, 4 April lalu, menolak tudingan McQuaid yang mengatakan kalau ASO bakal membentuk federasi balap sepeda internasional sebagai tandingan UCI.

“Saya ingin menyingkirkan kebohongan itu,” ujar Clerc dikutip bikeradar.com. Menurutnya, ASO tidak mempunyai ambisi mendirikan federasi balap sepeda internasional seperti yang dilontarkan McQuaid sebelum 4 April lalu.

Pernyataan Clerc dan tudingan McQuid makin mempertegas perseteruan kedua organisasi itu. Selama sebulan ini, ASO dan UCI kerap bermasalah. Konflik timbul saat UCI menyelenggarakan balapan kategori Pro Tour Series. Dalam balapan itu, UCI tidak mencantumkan event yang di organiser ASO, seperti; Tour de France, Paris Nice, Vuelta de Espana dan Paris Roubaix yang menyebabkan terpecah menjadi beberapa kategori.

“Selama setahun ini kami (ASO) selalu terlibat dengan UCI dalam transparan pekerjaan, demokrasi dan peraturan lomba. Sekarang siapa yang mengacaukannya! Padahal siapa yang pertama kali datang menawarkan kerjasama,” kata Clerc.

Bulan lalu UCI mengancam akan memberi sangsi anggotanya yang ikut balapan Paris Nice. Namun, semua anggota tidak mematuhinya. Saat itu McQuaid curiga kalau anggota dan pembalapnya diancam tidak bisa bertanding di Tour de France oleh ketua tour jika tidak ikut di Paris Nice. Tapi Clerc menyangkalnya. “ASO tidak mempergunakan Tour de France sebagai alat untuk memblokade para riders, manajemen ataupun sponsor saat itu.”

Sementara, mengenai tujuan UCI membentuk Pro Tour Series, McQuaid mengatakan, balapan kategori ini untuk memperbaiki mutu lomba dengan memperhatikan semua aspek, seperti menguniversalkan bersepeda..

Arsenal Dukung Kampanye Bersepeda


Kelak pendukung klub sepakbola Arsenal akan menggunakan sepeda saat menonton di Stadion Emirates, London Utara, Inggris. Usai menandatangani kerjasama dengan perkumpulan pesepeda Islington (sebuah distrik di London Utara), Arsenal mendukung kampanye bersepeda di jantung ibukota Inggris itu. Sebagai bentuk dukungan, seperti diwartakan bikeradar.com, 7 April lalu, klub besutan Arsene Wenger ini menyediakan lahan parkir sepeda di dalam stadion. Lahan parkir ini dapat menampung 85 sepeda lebih. Letaknya di sebelah Toko Arsenal di Drayton Park.

Kampanye bersepeda di London diserukan perkumpulan pesepeda Islington akibat kemacetan yang melanda kota itu. Seruan ini juga dalam kaitan Kampanye Sepeda London (London Cycling Campaign). Melalui media poster, seruan ini tersebar di kota London. Menariknya, gambar yang tertera di poster adalah tiga pemain Arsenal: Emmanuel Adebayor, Kolo Toure dan Robin Van Persie, yang sedang merayakan gol.

Tour of Flanders ke-92 (Pro Tour)


Juara di Negeri Sendiri

Aksi solo run Stijn Devolder di 25 kilometer menjelang finish, membuatnya meraih juara di Tour of Flanders ke-92, di Belgia, 6 April lalu. Terus diburu oleh grup di belakangnya, pembalap Quick Step ini tampil impresif dan menyelesaikan lomba sejauh 264 kilometer dengan catatan waktu 6 jam 24 menit 2 detik. Pembalap Belgia berusia 28 tahun ini unggul 15 detik dari peringkat kedua dan ketiga, Nick Nuyens (Cofidis) dan Juan Antonio Flecha Giannoni (Rabobank).

“Menang di Tour of Flanders merupakan impian saya. Dan sekarang, impian itu menjadi kenyataan. Saya masih tidak percaya dengan ini,” kata Devolder dikutip dari cyclingnews.

Sebelum balapan dimulai, dari Brugge menuju Ninove, Devolder mendapat tugas untuk membantu pimpinan tim, Tom Boonen. Namun, inisiatif Devolder melakukan break di 25 kilometer menjelang finish tidak diikuti Boonen. Usaha Boonen bersama Nick Nuyens (Cofidis), Juan Antonio Flecha (Rabobank), dan Alessandro Ballan (Lampre) mengejar Devolder di 15 kilometer akhir pun sia-sia. Juara Nasional Belgia tahun lalu ini tampil konstan dalam mempertahankan kecepatannya.

Jarak enam kilometer mendekati finish, Flecha berusaha mempertipis jaraknya dengan Devolder. Ia sempat mempertipis waktu dengan Devolder menjadi 9 detik menjelang 4 kilometer akhir. Namun, terlambat buat Flecha. Devolder tetap mempercepat gowesannya hingga finish.

Merasa tidak bisa mendahului Devolder, Flecha malah mendapat saingan dari Nuyens untuk berburu gelar runner up. Sialnya, Flecha berhasil “ditangkap” dan didahului Nuyens. Nuyens pun masuk finis di urutan kedua, diikuti Flecha dengan margin 15 detik dari Devolder. Sementara, Ballan, Hincapie dan Boonen finish di belakangnya.

Women Road World Cup Seri ke-3


Arndt Juara, De Goede Memimpin

Seri ketiga Kejuaraan Balap Sepeda Jalan Raya Putri Seri Dunia (Women’s Road World Cup Series) mengukuhkan pembalap Tim High Road Woman, Judith Arndt sebagai juara. Mengambil tempat di Belgia, bertajuk Tour of Flanders, 6 April lalu, pembalap Jerman ini memenangi adu sprint dengan Kristin Armstrong di 500 meter menjelang garis finish. Arndth, 31 tahun, menyelesaikan lomba berjarak 114 kilometer dengan catatan waktu 3 jam 1 menit (rata-rata kecepatan 37.79 km perjam). “Ini berkat kerjasama tim,” ujarnya dikutip dari cyclingnews.

Keberhasilan Arndt melindas garis finish pertama tidak lepas dari bantuan rekan setimnya: Chantal Beltmann, Luis Keller dan Oenone Wood. “Saya selalu melakukan breakaway bersama Keller dan Beltmann,” ujar Arndt. Namun, Arndt baru bisa berada di grup terdepan saat memasuki rute menanjak di Muur-Kapelmuur. Di situ ia bahu membahu dengan Wood. Selain Arndt dan Wood, di grup ini terdapat Nicole Cooke (Halfords Bikehut), Kristin Armstrong, Christiane Soeder (keduanya dari Cervelo Lifeforce), Nicole Brandli (Belgia Cycling Team), Suzanne De Goede (Equipe Nürnberger Versicherung) dan Marta Bastianelli (Italian National Team).

Mereka bertahan bersama hanya beberapa kilometer. Setelah Bosberg, terjadi perubahan pembalap. Namun, Arndt tetap di grup depan. Pembalap lainnya: Wood, Armstrong, Kirsten Wild (AA Drink), Marianne Vos (DSB Bank), dan Suzzane De Goede (Equipe Nurnberger)

Mendekati finish, Armstrong mengambil inisiatif menyerang. Ia menambah kecepatannya dan keluar dari rombongan. Hanya Arndt yang berhasil mengimbangi kecepatan Armstrong. Terjadi adu sprint antara Armstrong dan Arndt sekitar 500 meter menjelang finish. Dan Arndt memenanginya. Di belakang menyusul Wild, Wood, dan Vos dengan selisih waktu 21 detik. “Kami tidak tahu bagaimana merayakan kemenangan ini. Kami bisa seperti ini berkat tim,” kata Arndt

Sedangkan De Goede yang masuk finish di posisi enam berhasil memimpin lomba secara keseluruhan. Peringkat kedua di tempati Arndt dengan poin 75, selisih 23 poin dari De Goede (98 poin).

Jalur Sepeda di Austin

Merubah Austin, sebuah kota di Texas, Amerika Serikat (AS), menjadi kota sepeda. Itu rencana Lance Armstrong, juara Tour de France tujuh kali (1999-2005). Mantan pembalap berusia 36 tahun itu ingin masyarakat Austin mengendarai sepeda secara rutin dalam berpergian ke kantor (bike to work) maupun jarak dekat, seperti yang dilakukan masyarakat Kota Portland, Oregon, AS, selama ini. Demi menunjang rencananya, ia pun mendirikan sebuah toko sepeda yang akan dibuka Mei tahun ini.

Kota ini seperti bom waktu di pusat keramaian. Di mana masyarakatnya memiliki resiko tinggi dalam berkendaraan. Kita harus mempromosikan sepeda sebagai transportasi ke kantor,” ujar Armstrong dikutip austin360.com. Bahkan, pemerintah setempat sudah merencanakan membuat jalur sepeda (Armstrong bikeway) di sepanjang kota ini. Mellow Johny, nama toko Armstrong, akan menjadi pusatnya. Fasilitas yang diberikan toko ini meliputi: tempat penitipan sepeda, kamar mandi, loker, carmichael training system, coffee shop, dan penjualan sepeda.

Latihan Pumping Ala Sugeng Trihartono

Mengasah Teknik Pumping

Melintasi trek balap sepeda macam downhill atau four cross kerap membutuhkan kepiawaian nge-pump sepeda. Tujuan sederhana, mempertahankan kecepatan sepeda saat akan melewati rintangan: table top atau double jump. Dengan memahami teknik pumping yang baik, Anda mungkin akan melalui rintangan itu dengan tidak melompat terlalu tinggi. Sehingga dengan cepatnya, pedalling bisa dilakukan untuk memburu garis finish.

Menurut Sugeng Trihartono, mantan Pelatih Balap Sepeda Gunung Indonesia, seseorang yang ingin mengasah teknik pumping memerlukan latihan dasar untuk memperoleh kekuatan tangan dan kaki. Lebih lanjut, ia menyarankan untuk melatih bunny hop. Secara terperinci, berikut Cycling beberkan latihan yang diperlukan menurut Sugeng.

Melatih Kekuatan Terlebih Dahulu

Dalam kacamata Sugeng, untuk memudahkan Anda mengaplikasikan teknik pumping di permainan sepeda gunung, diperlukan latihan kekuatan kaki, tangan, upper body, dan juga paha. Caranya, yakni dengan rutin melakukan pull up, push up, squat jump dan sit up.

Pull up dan push up mengarah ke kekuatan tangan dan upper body. Squat jump bisa melatih kekuatan kaki dan paha. Sedangkan sit up untuk menguatkan perut dan pinggul Anda. Karena saat Anda sering menerapkan pumping, otot pinggul menjadi wilayah yang kerap dikeluhkan sakit.

Mengenai berapa sering dan jumlah yang mesti dilakukan, Sugeng menyarankan, cobalah 30 detik terlebih dahulu. Namun, waktu itu jangan dijadikan patokan. Waktu itu juga tergantung daya tahan Anda. Jika pertama Anda bisa melakukan 10 detik, yaa gak masalah. Tapi, usahakan untuk meningkatkan waktunya di sesi selanjutnya.

Latihan Bunny Hop

Pada sesi selanjutnya, Anda dilatih melewati sebuah gundukan dengan melompatinya. Buat seorang pemula, sebaiknya melompati gundukan pendek. “Latihlah bunny hop di polisi tidur atau balok pendek,” ujar Sugeng. Pertama belajar memang sedikit sulit. Maka mulailah dengan mengangkat ban depan terlebih dahulu. Di sinilah fungi kekuatan tangan. Setelah Anda berlatih secara kontinu, mulai kembangkan dengan mengangkat ban belakang.

Ban belakang bisa diangkat dengan bantuan dari kaki untuk mendorong pedal. Di sini posisi lengan crank agak horizontal. Perihal kaki mana yang berada di depan, itu tergantung kekuatan kaki Anda. Jika Anda kidal, berarti kaki kiri yang di depan. Begitu juga sebaliknya. Teruslah berlatih. Bila sudah bisa mengangkat ban belakang dan sukses melewati polisi tidur, tingkatkan ke gundukan yang lebih tinggi. “Latihan pumping bisa juga dengan cara mengangkat ban depan dan belakang secara bersamaan,” kata Sugeng.

Bila latihan seperti ini rutin dilakukan, Anda akan mudah mempertahankan speed saat melewati table top atau double jump. Selamat berlatih.

Latihan dan Tips Menghadapi Angin di Balapan Jalan Raya


Lomba balap sepeda di jalan raya dengan kondisi berangin bisa mudah dijalankan. Caranya, pelajari menu latihan dan tips dari Wahyudi Hidayat.

Angin. Udara yang bergerak karena adanya perbedaan tekanan udara (tekanan tinggi ke tekanan rendah) bisa menjadi teman bisa juga musuh. Namun, kalau hal itu ditanyakan kepada pembalap jalan raya (road), pasti jawabnya adalah musuh (itu bila arah angin datang dari depan pembalap). Dalam kondisi berangin, pembalap sepeda road mesti bertarung habis melawan lemah dan kuatnya angin. “Di mana pun rutenya, pembalap jalan raya akan selalu berhadapan dengan angin,” ujar Wahyudi Hidayat, Kepala Pelatih Tim Nasional (Timnas) Indonesia Balap Sepeda Road.

Dengan begitu, mau tidak mau, suka tidak suka, pembalap harus bisa mengalahkan musuh keduanya itu (selain pembalap lawan). Terlebih saat memasuki pegunungan, area dataran tinggi, musuh ini menjelma sebagai sosok yang mengerikan. Itu baru satu uraian. Ada tiga uraian lagi yang tertulis di situs wikipedia mengenai terjadinya angin. Gradien barometris, letak tempat, dan waktu.

Namun, yang kerap terjadi dan kerap pula dialami pembalap akan hambatan angin adalah letak tempat, waktu, dan dataran tinggi. Letak tempat ikut mempengaruhi performa pembalap jika perlombaan diadakan di sebuah negara yang dekat dengan garis khatulistiwa. Indonesia salah satunya. Di negara dekat khatulistiwa, seperti Indonesia angin kerap muncul. Kemudian ada waktu. Poin ini bila jadwal balapan diselenggarakan pada siang hari. Menurut situs itu, di siang hari angin bergerak lebih cepat ketimbang malam. Terakhir dataran tinggi. Ini akan menjengkelkan pembalap, jika memasuki area pegunungan. Karena semakin tinggi tempat, semakin kencang angin yang bertiup.

Guna menghadapi situasi dan kondisi seperti itu, Wahyudi Hidayat punya menu latihan dan tips.

Latihan Beban (Weight Training)

Seorang pembalap road mesti memiliki tiga elemen utama: daya tahan, kecepatan dan kekuatan. Menilik faktor angin yang sering merepotkan pembalap saat lomba, maka seorang pembalap wajib membentuk kekuatan. Caranya, yaah dengan latihan beban. “Ketika menemui angin di lintasan, kakuatanlah yang berkerja,” ujar Wahyudi ditemui di Veledrom, Rawamangun, Jakarta.

Baik pemula, junior maupun senior porsi latihannya sama. Namun yang membedakan adalah beban yang diangkatnya. Wahyudi menyarankan, untuk melatih meningkatkan kekuatan sebaiknya beban yang diangkat adalah 1 kali berat badan. Jika bobot tubuh Anda 70 kilogram, maka carilah barbel atau beban yang beratnya sama dengan bobot Anda itu. Terus latih ini setiap hari. Berapa kali dilakukan itu tergantung daya tahan tubuh Anda. Namun, alangkah baiknya jika Anda membagi sesi latihan. Bila sehari Anda bisa mengangkat 10 kali, esoknya tingkatkan lagi jadi 15 dan seterusnya.

Manfaat lain yang Anda peroleh dari latihan seperti ini adalah memperoleh daya tahan dan power (power di sini maksudnya daya ledak). Namun ukuran bebannya harus disesuaikan lagi. “Buat melatih daya tahan bebannya 50 sampai 70 persen berat badan,” kata lelaki yang menjabat kepala pelatih sejak 1989 ini. “Sedangkan untuk melatih power, bebannya 2 kali berat badan”

Latihan di Dataran Tinggi (Pegunungan)

Kondisi di pegunungan cenderung berangin dan menanjak, maka genjotlah “kendaraan tempur” Anda di area ini. Dengan sering berlatih di wilayah ini, kekuatan kaki akan terasah. Intensitasnya, menurut Wahyudi, minimal semingu Anda berlatih 2 kali dan maksimal 4 kali. Penggunaan gir di kondisi medan seperti ini disarankan yang ringan.

Manfaat lain berlatih di medan pegunungan membiasakan Anda akan rute pegunungan. Sehingga begitu mengikuti lomba, dan mendapati satu atau tiga etape pegunungan, Anda sudah bisa mengatasinya.

Latihan Menggenjot Sepeda

Cadence atau putaran pedal. Demi menguatkan kaki untuk tetap mempertahankan cadence di perlombaan, genjotlah sepeda dengan komposisi gir berat. Rasio girnya bisa 12/13 untuk belakang, 52/53 untuk yang depan. “Latihan ini bisa dilakukan di sini (velodrome-red),” kata Wahyudi. Selain itu, demi menambah suasana, latihan seperti ini juga bisa diterapkan di jalan raya. Namun, sebaiknya pilih jalan datar.

Tips

Begitu Anda memiliki kekuatan bersepeda, berarti tinggal mengaplikasikannya langsung di perlombaan. Tapi jangan keburu nafsu. Ada tips yang perlu Anda perhatikan saat bertanding dengan kondisi berangin. Berikut tips dari Wahyudi Hidayat, mantan pembalap yang sudah banyak makan asam garam di dunia balap jalan raya.

Pahami Arah Angin

Angin tidak bisa dihindari. Supaya musuh kedua itu tidak memberatkan Anda selama balapan, pahami pergerakan angin di lintasan. Jadi, begitu Anda sudah turun lomba, pelajari dari mana arah angin. Kalau arah angin itu datang dari belakang, tentunya menguntungkan buat Anda. Tapi, bila angin itu berhembus dari depan dan samping, ini bisa mengganggu akselerasi Anda.

Bagaimana caranya melawan angin yang berhembus dari arah itu? manfaatkan peleton, pembalap lain dan rekan satu tim. Ingat! Jangan manfaatkan mobil offisial apalagi motor. Ini pelanggaran lomba. Begitu angin berhembus kencang dari depan, susupkan kendaraan Anda di peleton. Bagusnya di belakang satu atau dua pembalap. Dan itu harus peleton terdepan. Sehingga saat pembalap lawan melakukan break, Anda tidak terlalu jauh mengejarnya.

Sedangkan arah angin yang “mengalir” dari samping kanan atau kiri, berarti Anda harus berada di samping pembalap lain. “Kalau mau enak, Anda harus mencari pembalap yang berbadan agak gemuk,” ujar Wahyudi.

Pahami Kekuatan Lawan

Maksud kalimat itu adalah mengenali kemampuan lawan Anda. Saat berada di lintasan balap, Anda berhadapan dengan pembalap lain. Kemampuannya beragam. Ada tipikal sprinter dan penarik (tipikal penarik, baik itu yang di tanjakan maupun jalan datar). Setiap tim terdiri lima pembalap. Dan biasanya yang tipikal sprinter 2 pembalap dan penarik 3 pembalap.

Saat peleton besar maupun kecil terbentuk, perhatikan pembalap sekitar Anda. Jika Anda sudah kenal karakter masing-masing pembalap, itu bagus. Jadi begitu ada satu pembalap melakukan break, lihat apa tipikalnya. Kalau yang melakukan penyerangan itu tipe penarik, bisa jadi dia sedang membuka jalan rekannya. Berarti sikap Anda adalah mengikutinya, apalagi kalau jaraknya tinggal 40 sampai 60 persen menjelang finish.

Namun, kalau yang melakukannya adalah sprinter, lepas saja. Karena tipikal seperti ini tidak memiliki kekuatan yang memadai melawan arah angin dari depan. Dan tenaganya akan cepat habis. Tipikal ini tenaganya akan meledak-ledak saat mendekati garis finish saja.

Mengetahui Kemampuan Diri Sendiri

Kenali kemampuan diri. Anda termasuk tipe pembalap apa? Anda kuat di segi apa? Sprint, tanjakan atau jalan datar saja. Kalau Anda termasuk pembalap berkarakter sprinter, jangan sekali-sekali berada di depan. Anda akan cepat lelah melawan derasnya angin dari depan. Mintalah bantuan rekan satu tim untuk menarik Anda ke depan. Tipikal seperti ini sebaiknya menyusup di rekan setim. Berbahaya bila menyusup di peleton yang mayoritas pembalap lawan. Karena, begitu lawan mengetahui Anda seorang sprinter, biasanya lawan akan menahan laju Anda dan menguncinya di peleton.

Bagaimana jika tipikal penarik? Tipe ini biasanya bertugas di depan untuk menahan laju angin dan menarik rekan satu tim. Perihal keberadaannya di depan, itu tergantung instruksi pelatih. Menurut Wahyudi, ia akan memerintahkan anak buahnya yang bertipikal ini untuk menarik sprinter sekitar 40 persen menjelang finish.

Wednesday, April 2, 2008

Brian Lopes: Kolektor Emas Dunia

Di luar arena, nama besarnya dipatenkan pelbagai produk sepeda. Di dalam arena, ia adalah pengumpul emas terbanyak balap sepeda gunung.

Dunia persepedaan gunung niscaya tidak asing dengan nama Brian Lopes. Demikian pula dengan penggemar Bicycle Motocross (BMX). Maklum, sebelum alih “profesi” sebagai pembalap sepeda gunung, Lopes terlebih dahulu malang melintang di sirkuit BMX. Selama tujuh tahun (1988-1993) ia nimbrung di balapan pro BMX. Namun, kejayaan dan ketenarannya, diperoleh di arena sepeda gunung. Sampai saat ini ia mengoleksi 19 medali emas dari kejuaraan bergengsi: 6 kali Juara World Cup Series, 4 kali Juara Dunia dan 9 kali Juara Norba Nasional Seri (Amerika Serikat).

Lahir 6 September 1971, besar dan tumbuh di Mission Viejo, California, AS, Lopes mengantongi medali emas pertamanya di kejuaraan dunia (seri World Cup) tahun 1998. Ia merengkuhnya di nomor Dual Slalom. Nomor yang mengadu dua pembalap di lintasan sama, memakai sistem gugur (knock out). Saat itu, nomor ini baru diperlombakan. Dan Lopes menang. Ia menyisihkan kompatriotnya, Dave Cullinan dan Eric Carter.

Nomor Dual Slalom di World Cup Series bertahan empat tahun (1998-2001). Namun, pemilik nama lengkap Brian Thomas Lopes telah menorehkan sejarah di buku Badan Balap Sepeda Internasional atau UCI sebagai pemegang emas terbanyak. Selain tahun 1998, ia mencatatkan diri sebagai yang tercepat tahun 2000 dan 2001. Bahkan, seandainya gowesan pedalnya tidak kalah dari Eric Carter tahun 1999, ia bisa memborong semua emas itu --Carter meraih emas tahun 1999 dan Lopes perak--.

Pundi-pundi emas crosser yang disponsori Oakley ini tidak berhenti. Seakan-akan ia tidak pernah puas dengan apa yang sudah diperolehnya. Setelah nomor Dual Slalom ditiadakan UCI dan diganti Four Cross (4X), ia tetap memarkirkan sepedanya di balapan seri dunia. Namun untuk menjadi yang terbaik di nomor ini tidak mudah. Lopes terus mendapat kompetitor baru dan tangguh. Mereka umumnya datang dari crosser BMX. Jared Graves asal Australia, peringkat 4 dunia BMX Supercross. Michal Prokop, asal Republik Ceko.

Dibanding Graves, Prokop yang paling menjadi batu sandungan Lopes meraih emas 4X World Cup Series. Dari 6 kali penyelenggaraan (2002-2007), Prokop menjegal Lopes satu kali di tahun 2004. Namun, di dua pertemuan, Prokop dibuat tidak berdaya oleh peringkat 1 dunia ini. Itu terjadi tahun 2005 dan 2007. Emas tahun itu melengkapi satu emas yang direbut sebelumnya, tahun 2002. Lopes mencetak hattrick.

Gelar bergengsi lainnya datang dari kejuaraan dunia balap sepeda gunung (MTB World Championships). “Penunggang” sepeda Ibis ini menorehkan gelar juara sejagat tahun 2001, 2002, 2005 dan 2007. Tahun 2001 ia bertanding di nomor Dual Slalom. Sisanya 4X. Dengan demikian, Lopes mengawini empat gelar dalam dua event terbesar. World Cup dan World Championships.

Torehan prestasi di dua event itu turut membawa nama Lopes menghiasi banyak produk di luar arena balap. Sepeda gunung GT, pelindung lutut (knee guard) Troy Lee Design, ban Kenda “El Moco”, permainan Sony Playstation “Downhill Domination”, helm Bell, serta Sportsmobile Lopes55 (Dodge Sprinter Van), merupakan produk yang memakai namanya.

Sportmobile Lopes55 menjadi sebuah produk menarik. Sebuah mobil van yang didesain buat keperluan Lopes mengikuti kejuaraan. Alat transportasi ini terdiri dari lima tempat duduk, dua tempat tidur dan satu ruang yang cukup luas untuk menaruh “kendaraan tempur”. Dalam illustrasinya, di situs sportsmobile.com, area yang cukup luas itu dapat ditaruh tiga buah motorcross. Jika diganti sepeda, Lopes dapat menyusupi empat sepedanya. Fitur lainnya, adanya bagasi di dalam untuk menaruh helm, jersey, sepatu dan benda lainnya. “Saya memiliki banyak tipe kendaraan dan selalu mencari satu yang sempurna. Ini (Sportmobile Lopes55-red) adalah kendaraan yang paling mewah dari yang sudah ada,” katanya.

Sosok Pemurah

Brian Lopes mulai belajar mengendarai sepeda umur 4 tahun. Saat itu ia menaiki sepeda Schwin Pixie dengan mengenakan helm rams (helm football Amerika). Usia 17 tahun ia memulai karir pro-nya di sirkuit BMX. Namun, keberadaanya di arena BMX hanya berlangsung selama tujuh tahun. Ia pun memutuskan pindah ke dunia MTB tahun 1993.

Gelar pertamanya diperoleh Lopes di ajang turun gunung, Downhill (DH) dan Dual Slalom tahun 1995. Ia menang di Norba Nasional Series dan menarik perhatian publik Paman Sam saat itu. Setahun kemudian, gelar di DH ia pertahankan. Dari data medali yang tercecer di situs pribadinya brianlopes.com, ia telah mengantongi sembilan emas Norba Nasional Series (1995-2000 dan 2004), yang semuanya didapat di balapan MTB.

Keahlian lain Lopes, selain sebagai pembalap adalah penulis. Bersama Lee Mccormack, seorang wartawan senior di dunia sepeda, ia menerbitkan sebuah buku panduan untuk pesepeda gunung, Mastering Mountain Bike Skills, diterbitkan tahun 2005. Buku ini mengupas semua disiplin sepeda gunung: Cross Country, Downhill, Mountain Cross, Free Riding, Dirt Jumping, dan Urban Terrain. Isinya mengenai kecepatan, control, keterampilan bersepeda, balapan di segala kondisi, dan mengarungi semua medan tanah. Buku itu juga dilengkapi berbagai illustrasi, tips dan foto sequences.

Dengan diterbitkannya buku itu, menandakan betapa perdulinya Lopes terhadap kemajuan MTB di dunia. Ia menjelma sebagai sosok yang ramah dan murah ilmu. Semua pengetahuan dan pengalamannya bertanding ia share ke rekan-rekan pecinta sepeda gunung. Tidak heran jika NEA (World Extreme Sport Awards) menobatkan Lopes sebagai Mountain Biker of the Years tahun 2000 dan 2001.