Monday, April 14, 2008

Latihan dan Tips Menghadapi Angin di Balapan Jalan Raya


Lomba balap sepeda di jalan raya dengan kondisi berangin bisa mudah dijalankan. Caranya, pelajari menu latihan dan tips dari Wahyudi Hidayat.

Angin. Udara yang bergerak karena adanya perbedaan tekanan udara (tekanan tinggi ke tekanan rendah) bisa menjadi teman bisa juga musuh. Namun, kalau hal itu ditanyakan kepada pembalap jalan raya (road), pasti jawabnya adalah musuh (itu bila arah angin datang dari depan pembalap). Dalam kondisi berangin, pembalap sepeda road mesti bertarung habis melawan lemah dan kuatnya angin. “Di mana pun rutenya, pembalap jalan raya akan selalu berhadapan dengan angin,” ujar Wahyudi Hidayat, Kepala Pelatih Tim Nasional (Timnas) Indonesia Balap Sepeda Road.

Dengan begitu, mau tidak mau, suka tidak suka, pembalap harus bisa mengalahkan musuh keduanya itu (selain pembalap lawan). Terlebih saat memasuki pegunungan, area dataran tinggi, musuh ini menjelma sebagai sosok yang mengerikan. Itu baru satu uraian. Ada tiga uraian lagi yang tertulis di situs wikipedia mengenai terjadinya angin. Gradien barometris, letak tempat, dan waktu.

Namun, yang kerap terjadi dan kerap pula dialami pembalap akan hambatan angin adalah letak tempat, waktu, dan dataran tinggi. Letak tempat ikut mempengaruhi performa pembalap jika perlombaan diadakan di sebuah negara yang dekat dengan garis khatulistiwa. Indonesia salah satunya. Di negara dekat khatulistiwa, seperti Indonesia angin kerap muncul. Kemudian ada waktu. Poin ini bila jadwal balapan diselenggarakan pada siang hari. Menurut situs itu, di siang hari angin bergerak lebih cepat ketimbang malam. Terakhir dataran tinggi. Ini akan menjengkelkan pembalap, jika memasuki area pegunungan. Karena semakin tinggi tempat, semakin kencang angin yang bertiup.

Guna menghadapi situasi dan kondisi seperti itu, Wahyudi Hidayat punya menu latihan dan tips.

Latihan Beban (Weight Training)

Seorang pembalap road mesti memiliki tiga elemen utama: daya tahan, kecepatan dan kekuatan. Menilik faktor angin yang sering merepotkan pembalap saat lomba, maka seorang pembalap wajib membentuk kekuatan. Caranya, yaah dengan latihan beban. “Ketika menemui angin di lintasan, kakuatanlah yang berkerja,” ujar Wahyudi ditemui di Veledrom, Rawamangun, Jakarta.

Baik pemula, junior maupun senior porsi latihannya sama. Namun yang membedakan adalah beban yang diangkatnya. Wahyudi menyarankan, untuk melatih meningkatkan kekuatan sebaiknya beban yang diangkat adalah 1 kali berat badan. Jika bobot tubuh Anda 70 kilogram, maka carilah barbel atau beban yang beratnya sama dengan bobot Anda itu. Terus latih ini setiap hari. Berapa kali dilakukan itu tergantung daya tahan tubuh Anda. Namun, alangkah baiknya jika Anda membagi sesi latihan. Bila sehari Anda bisa mengangkat 10 kali, esoknya tingkatkan lagi jadi 15 dan seterusnya.

Manfaat lain yang Anda peroleh dari latihan seperti ini adalah memperoleh daya tahan dan power (power di sini maksudnya daya ledak). Namun ukuran bebannya harus disesuaikan lagi. “Buat melatih daya tahan bebannya 50 sampai 70 persen berat badan,” kata lelaki yang menjabat kepala pelatih sejak 1989 ini. “Sedangkan untuk melatih power, bebannya 2 kali berat badan”

Latihan di Dataran Tinggi (Pegunungan)

Kondisi di pegunungan cenderung berangin dan menanjak, maka genjotlah “kendaraan tempur” Anda di area ini. Dengan sering berlatih di wilayah ini, kekuatan kaki akan terasah. Intensitasnya, menurut Wahyudi, minimal semingu Anda berlatih 2 kali dan maksimal 4 kali. Penggunaan gir di kondisi medan seperti ini disarankan yang ringan.

Manfaat lain berlatih di medan pegunungan membiasakan Anda akan rute pegunungan. Sehingga begitu mengikuti lomba, dan mendapati satu atau tiga etape pegunungan, Anda sudah bisa mengatasinya.

Latihan Menggenjot Sepeda

Cadence atau putaran pedal. Demi menguatkan kaki untuk tetap mempertahankan cadence di perlombaan, genjotlah sepeda dengan komposisi gir berat. Rasio girnya bisa 12/13 untuk belakang, 52/53 untuk yang depan. “Latihan ini bisa dilakukan di sini (velodrome-red),” kata Wahyudi. Selain itu, demi menambah suasana, latihan seperti ini juga bisa diterapkan di jalan raya. Namun, sebaiknya pilih jalan datar.

Tips

Begitu Anda memiliki kekuatan bersepeda, berarti tinggal mengaplikasikannya langsung di perlombaan. Tapi jangan keburu nafsu. Ada tips yang perlu Anda perhatikan saat bertanding dengan kondisi berangin. Berikut tips dari Wahyudi Hidayat, mantan pembalap yang sudah banyak makan asam garam di dunia balap jalan raya.

Pahami Arah Angin

Angin tidak bisa dihindari. Supaya musuh kedua itu tidak memberatkan Anda selama balapan, pahami pergerakan angin di lintasan. Jadi, begitu Anda sudah turun lomba, pelajari dari mana arah angin. Kalau arah angin itu datang dari belakang, tentunya menguntungkan buat Anda. Tapi, bila angin itu berhembus dari depan dan samping, ini bisa mengganggu akselerasi Anda.

Bagaimana caranya melawan angin yang berhembus dari arah itu? manfaatkan peleton, pembalap lain dan rekan satu tim. Ingat! Jangan manfaatkan mobil offisial apalagi motor. Ini pelanggaran lomba. Begitu angin berhembus kencang dari depan, susupkan kendaraan Anda di peleton. Bagusnya di belakang satu atau dua pembalap. Dan itu harus peleton terdepan. Sehingga saat pembalap lawan melakukan break, Anda tidak terlalu jauh mengejarnya.

Sedangkan arah angin yang “mengalir” dari samping kanan atau kiri, berarti Anda harus berada di samping pembalap lain. “Kalau mau enak, Anda harus mencari pembalap yang berbadan agak gemuk,” ujar Wahyudi.

Pahami Kekuatan Lawan

Maksud kalimat itu adalah mengenali kemampuan lawan Anda. Saat berada di lintasan balap, Anda berhadapan dengan pembalap lain. Kemampuannya beragam. Ada tipikal sprinter dan penarik (tipikal penarik, baik itu yang di tanjakan maupun jalan datar). Setiap tim terdiri lima pembalap. Dan biasanya yang tipikal sprinter 2 pembalap dan penarik 3 pembalap.

Saat peleton besar maupun kecil terbentuk, perhatikan pembalap sekitar Anda. Jika Anda sudah kenal karakter masing-masing pembalap, itu bagus. Jadi begitu ada satu pembalap melakukan break, lihat apa tipikalnya. Kalau yang melakukan penyerangan itu tipe penarik, bisa jadi dia sedang membuka jalan rekannya. Berarti sikap Anda adalah mengikutinya, apalagi kalau jaraknya tinggal 40 sampai 60 persen menjelang finish.

Namun, kalau yang melakukannya adalah sprinter, lepas saja. Karena tipikal seperti ini tidak memiliki kekuatan yang memadai melawan arah angin dari depan. Dan tenaganya akan cepat habis. Tipikal ini tenaganya akan meledak-ledak saat mendekati garis finish saja.

Mengetahui Kemampuan Diri Sendiri

Kenali kemampuan diri. Anda termasuk tipe pembalap apa? Anda kuat di segi apa? Sprint, tanjakan atau jalan datar saja. Kalau Anda termasuk pembalap berkarakter sprinter, jangan sekali-sekali berada di depan. Anda akan cepat lelah melawan derasnya angin dari depan. Mintalah bantuan rekan satu tim untuk menarik Anda ke depan. Tipikal seperti ini sebaiknya menyusup di rekan setim. Berbahaya bila menyusup di peleton yang mayoritas pembalap lawan. Karena, begitu lawan mengetahui Anda seorang sprinter, biasanya lawan akan menahan laju Anda dan menguncinya di peleton.

Bagaimana jika tipikal penarik? Tipe ini biasanya bertugas di depan untuk menahan laju angin dan menarik rekan satu tim. Perihal keberadaannya di depan, itu tergantung instruksi pelatih. Menurut Wahyudi, ia akan memerintahkan anak buahnya yang bertipikal ini untuk menarik sprinter sekitar 40 persen menjelang finish.

No comments: