Tuesday, August 11, 2009

Schumacher Bisa Menyamai Jordan, Armstrong, Pele


Michael Schumacher, 40 tahun, membatalkan niatnya balik ke arena balapan Formula 1. Kemungkinan Schumacher akan kembali balapan tahun depan. Jika itu terealisasi, ia menyamakan diri dengan Lance Armstrong, Pele, Michael Jordan, dan Martina Navratilova.

Apa persamaanya? Mereka adalah deretan bintang olahraga ternama yang memutuskan untuk bertanding lagi usai menyatakan diri pensiun.

Paling hangat adalah kasus Lance Armstrong, juara balap sepeda Tour de France tujuh kali. Armstrong, 38 tahun, pensiun dari balap sepeda sekitar empat tahun lalu. Dan tahun ini ia memutuskan kembali mengayuh sepeda di ajang Tour de France.

Hasil yang diraih mantan pacar artis Kate Hudson itu terbilang bagus. Ia masuk posisi lima besar individu.

Kemudian ada nama petenis Martina Navratilova. Petenis wanita kelahiran Cekoslowakia ini adalah pengoleksi 18 gelar grand slam semasa aktif. Ia gantung raket tahun 1994, memutuskan kembali lagi ke lapangan tenis enam tahun kemudian.

Prestasinya di usia 38 tahun, usia ia comeback juga tergolong bagus. Ia mampu meraih gelar di grand slam meskipun bukan dari kategori individu. Ia meraih juara di nomor ganda.

Cabang basket juga punya seorang bintang yang menyatakan balik lagi usai pensiun. Dia adalah Michael Jordan, salah satu legenda hidup basket Paman Sam (Amerika Serikat).

Jordan berhenti dari basket tahun 1993. Ia akhirnya memilih jadi atlet di olahraga baseball. Namun kecintaanya pada basket membuat ia kembali ke hall basket pada tahun 1995.

Sebelum pensiun, masih aktif, Jordan tiga kali meraih juara NBA – kompetisi basket terbesar di AS – bersama tim Chicago Bulls. Dan hebatnya lagi ketika comeback, ia juga bisa membawa Bulls meraih tropi NBA sebanyak tiga kali juga.

Nama terakhir adalah Pele. Nama lengkapnya rada panjang, Edison Arantes do Nascimento, usianya kini 68 tahun.

Semasa aktif bermain sepakbola Pele berhasil membawa Brazil meraih juara dunia sebanyak tiga kali (1958, 1962 dan 1970). Ia gantung sepatu selama enam bulan pada tahun 1974 dan kembali merumput pada 1975.

Sekarang tinggal tunggu berita tahun depan. Jika benar Schumi, panggilan akrab Schumacher, comeback ke arena balap, ia akan menyamai para bintang ternama tersebut. (Foto Ist)

Wednesday, August 5, 2009

Sejarah Guinness Lewat Gambar

Tepat pukul 17.59 waktu Dublin, Irlandia, tanggal 24 September 2009, diperingati Arthur's Day (Arthur adalah pembuat Bir Guinness). Ribuan orang di Dublin akan mengangkat tinggi-tinggi gelas berisi bir Guinness. Beberapa warga Indonesia juga ada yang hadir di sana.

Kata John Galvin, perwakilan Guinness Indonesia, itu adalah perayaan global 250 tahun Guinness (1759-2009). Sebagai bagian dari cerita perjalanan Guinness selama dua abad lebih, ini ada foto jadulnya. Silahkan memandanginya! (sumber:Guinness).


Botol Guinness tahun 1834


Gerbang pintu St. James's Gate di Dublin 1948. Lokasi itu adalah tempat pembuatan bir Guinness.


Kapal Guinness The Lady Patricia di City Quay tahun 1955-1965.


Pemaketan Guinness tahun 1958


Guinness 250 City Scene


Bahan Guinness Barley


Bahan Guinness Hops


Cara pembuatan Guinness


Bahan Guinness

Arthur Ini Tidak Mengangkat Pedang Tapi Bir


Arthur Guinness, pendiri dari tempat pengolahan bir Guinness, usahawan, pemikir masa depan dan seorang dermawan.

Arthur Guinness meninggalkan warisan yang luar biasa dan masih banyak tentang Arthur Guinness yang lebih dari sekedar bir legendaris yang dia bawa untuk kita.

Arthur adalah seorang pembaharu kampanye dan dermawan sosial, sebab dari awal dia telah memastikan usahanya dapat memberikan kembali sesuatu kepada karyawannya secara terus menerus juga untuk komunitas lokalnya, Dublin dan negara di seluruh dunia di mana Guinness berada.

Warisan kedermawanan Arthur Guinness adalah sesuatu yang menggambarkan merk Guinness sampai saat ini dan terus ditingkatkan, serta dirayakan di tahun 2009.

Arthur mendapat keberuntungan pada langkah awalnya pada usia 27 (1752) ayah baptisnya, pendeta Arthur Price Uskup Agung Cashel, mewarisinya 100 Poundsterling pada wasiatnya. Arthur menyimpannya untuk tujuan baik dan empat tahun kemudian, pada usia 31 tahun, ia memulai usahanya dengan mesin uap miliknya sendiri di Leixlip, hanya 17 km dari kota Dublin.

Pada tahun 1759, Arthur Guinness mengambil keputusan yang sangat penting untuk berangkat ke kota dan mendirikan usahanya sendiri, meninggalkan adik laki-lakinya untuk mengawasi Pabrik Leixlip. Yang akhirnya menghasilkan sebuah sejarah tentang proses pembuatan bir.

Meskipun 1759 bukan saat yang terbaik untuk menjadi pemilik pabrik pengolahan bir di Dublin terlebih dengan kondisi pajak yang tinggi dan persaingan usaha yang menakutkan, Arthur berpenglihatan tajam dan percaya terhadap bisnisnya.

Arthur memulai bisnisnya dengan memiliki 9.000 tahun sewa untuk mengelola empat hektar lahan pabrik pengolahan bir di St James’s Gate dari Mark Rainsford senilai 45 Poundsterling per tahun termasuk hak atas penggunaan air.

Arthur Guinness meninggal pada tahun 1803, dan mewariskan ilmu mengolah bir kepada keluarganya sehingga mengolah bir sudah menjadi bisnis keluarga. Ia mewariskan pabrik pengolahan bir St James’s Gate kepada anaknya Arthur (1768-1855).

Bir berwarna merah rubi yang cantik dengan bangga meminjam nama Arthur Guinness, dan itulah pergantian generasi ke generasi yang dikembangkan dengan jiwa yang besar sehingga menjadi sebuah ikon budaya dan menjadi merek yang mendunia yaitu Guinness. (Source: Guinness)