Wednesday, August 5, 2009
Arthur Ini Tidak Mengangkat Pedang Tapi Bir
Arthur Guinness, pendiri dari tempat pengolahan bir Guinness, usahawan, pemikir masa depan dan seorang dermawan.
Arthur Guinness meninggalkan warisan yang luar biasa dan masih banyak tentang Arthur Guinness yang lebih dari sekedar bir legendaris yang dia bawa untuk kita.
Arthur adalah seorang pembaharu kampanye dan dermawan sosial, sebab dari awal dia telah memastikan usahanya dapat memberikan kembali sesuatu kepada karyawannya secara terus menerus juga untuk komunitas lokalnya, Dublin dan negara di seluruh dunia di mana Guinness berada.
Warisan kedermawanan Arthur Guinness adalah sesuatu yang menggambarkan merk Guinness sampai saat ini dan terus ditingkatkan, serta dirayakan di tahun 2009.
Arthur mendapat keberuntungan pada langkah awalnya pada usia 27 (1752) ayah baptisnya, pendeta Arthur Price Uskup Agung Cashel, mewarisinya 100 Poundsterling pada wasiatnya. Arthur menyimpannya untuk tujuan baik dan empat tahun kemudian, pada usia 31 tahun, ia memulai usahanya dengan mesin uap miliknya sendiri di Leixlip, hanya 17 km dari kota Dublin.
Pada tahun 1759, Arthur Guinness mengambil keputusan yang sangat penting untuk berangkat ke kota dan mendirikan usahanya sendiri, meninggalkan adik laki-lakinya untuk mengawasi Pabrik Leixlip. Yang akhirnya menghasilkan sebuah sejarah tentang proses pembuatan bir.
Meskipun 1759 bukan saat yang terbaik untuk menjadi pemilik pabrik pengolahan bir di Dublin terlebih dengan kondisi pajak yang tinggi dan persaingan usaha yang menakutkan, Arthur berpenglihatan tajam dan percaya terhadap bisnisnya.
Arthur memulai bisnisnya dengan memiliki 9.000 tahun sewa untuk mengelola empat hektar lahan pabrik pengolahan bir di St James’s Gate dari Mark Rainsford senilai 45 Poundsterling per tahun termasuk hak atas penggunaan air.
Arthur Guinness meninggal pada tahun 1803, dan mewariskan ilmu mengolah bir kepada keluarganya sehingga mengolah bir sudah menjadi bisnis keluarga. Ia mewariskan pabrik pengolahan bir St James’s Gate kepada anaknya Arthur (1768-1855).
Bir berwarna merah rubi yang cantik dengan bangga meminjam nama Arthur Guinness, dan itulah pergantian generasi ke generasi yang dikembangkan dengan jiwa yang besar sehingga menjadi sebuah ikon budaya dan menjadi merek yang mendunia yaitu Guinness. (Source: Guinness)
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment