Rintangan lain, yang menguji “nyali” rider terletak di area landing yang licin akibat guyuran hujan. Area ini sempat ditutup terpal oleh panitia penyelenggara, dan dilap, namun trek tetap basah. Di bagian start, tempat rider memarkirkan sepedanya, hanya selebar 1,5 meter x 2,5 meter dan ditompang sebuah mobil box Polygon. Tinggi area start dari tanah sekitar 3 meter. Pada area ini, masing-masing rider menunggu giliran lomba BMX Jumping Contest, yang diselenggarakan di tengah acara Trend Mountain Bike 2008, di Jalur Pipa Gas (JPG), Tangerang.
Satu persatu rider menuruni puncak start, menggenjot sepeda guna menambah kecepatan dan hup, rider itu mengeluarkan trik table top, big air, 360, x-up, superman, nothing, turndown dan cancan. Trik semacam ini keluar disesi latihan dan kategori junior. Penonton yang tadinya sibuk mengunjungi tenda peserta pameran, langsung berpaling dan menghampiri area jump box, yang terletak di tengah-tengah lahan pameran, berhadapan langsung dengan panggung utama. Tepuk tangan penonton makin meramaikan suasana acara itu. “Gila itu anak,” komentar penonton, seorang bapak tua penghobi sepeda MTB yang menyaksikan langsung dari belakang police line kuning. Mungkin, kalau saja anak kandung itu bapak ikut, ia pasti melarangnya.
Bagaimana tidak? Lebar lintasan jump box di area lonjakan atau take off dan pendaratan (landing) hanya 1,5 meter, ditambah tempat penonton yang jaraknya cukup dekat, sekitar 40 sentimeter. Belum lagi gap antara take off dan landing itu bolong, tidak beralas papan, setinggi 1,5 meter dari tanah. Salah mendarat, sepeda BMX yang ditunggangi rider bisa terkena penonton. Konyolnya, penonton yang sudah diperingati panitia tetap nge-bandel menyaksikan dari dekat.
Dalam lomba, kategori junior, banyak didominasi rider usia muda dan pemain BMX pemula. Mereka banyak mengaplikasi trik dasar, seperti table top, big air, x-up. Sesekali ada rider yang mencoba mengeluarkan trik tailwhip, namun tidak dapat mendarat mulus. Juara pertama kategori ini diraih Andri Setiawan dari BMX Wimcycle Team dengan nilai 58,46 poin. Runner-up direbut Andi, rider yang disponsori Polygon, dengan nilai 56,99 poin. Tempat ketiga diduduki Opang dari Tangerang, nilai 55,66.
Keriuhan penonton terasa makin ramai ketika rider yang turun di ketegori senior memulai sesi latihan. Disini muncul nama rider yang tidak asing di telinga pecinta sepeda BMX Freestyle, seperti; rider Oakley; Rezza Aqmal Faizal (Reza), Okke, dan Matheus (rider yang mewakili
Aksi backflip yang dikira sinting, muncul di tengah desakan dan teriakan penonton. Segerombolan penonton, yang berdiri di depan tenda milik anak-anak MTB Freeride
Didi, juara pertama kategori ini melakukan trik sinting dan lebih sinting. Pada salah satu putaran (round) --setiap rider mengeluarkan trik sebanyak tiga kali--, ia mengeluarkan dua trik, di satu lompatan, yakni, backflip-x-up. Begitu namanya dipanggil MC, ia menuruni sepedanya, menggowes mencari speed (kecepatan), melewati rintangan (rintangan ini ditahan 3 orang panitia di area take off agar tumpuannya menjadi berat), melompat dan memutar sepeda ke atas (backflip), lalu memutar stang menyilangkan kedua tangan berbentuk huruf X (x-up) saat posisi sepeda berada di atas badannya, atau simpelnya saat kepala menghadap ke bawah. “wow, semua penonton bersorak dan memberi aplaus meriah.”
Satu lagi kegilaan Didi terjadi di putaran selanjutnya. Rider dari Tim Chucky Bandung ini juga menerapkan dua trik sekaligus di udara. Di putaran itu, Didi melepas sepeda, atau memperagakan trik nothing, dan langsung X-up (trik combo). “Itu nothing to x-up,” ujar Ryan Andhika, rekannya sesama rider saat ditanyak nama trik itu. Trik berikutnya, ia memperagakan tailwhip. Dari ketiga trik ini, ia selalu mendarat mulus. Juri, terdiri dari dua orang, satu diantaranya dari Asosiasi BMX Indonesia, Insan Gunawan, memberi Didi nilai tertinggi 77,66 poin.
Di bawah Didi, terdapat Ryan Andhika, rider yang disponsori Polygon. Ryan menempati peringkat kedua dengan nilai 76,93 poin. Dalam pertandingan, ia juga memadukan dua trik sekaligus di udara. Trik itu dikeluarkan di putaran kedua. Ryan, yang di putaran pertama mengaplikasikan tailwhip, mencoba mencuri perhatian juri dengan trik front peg grab to no hand. “Trik ini harus dilakukan dengan cepat,” ujar rider kelahiran 5 Februari 1989 itu. Putaran terakhir, Ryan menutupnya dengan backflip. Hasil ini menyamai catatan prestasi terbaik Ryan, yang juga menoreh runner up di Kejuaraan High Air Muri 2004. Waktu itu di PRJ, lompatan setinggi 3,70 meter yang ia lakukan mencatatkan namanya di rekor Muri. Ia sebagai rider kedua yang melompat tinggi di rintangan kala itu.
Juara ketiga Jumping Contest diraih Rifky dari BMX Wimcycle Team dengan poin 76,83. Rifky mengeluarkan trik 360, backflip dan tailwhip. Trik tailwhip tidak diterapkan dengan mulus. Di landing, ia gagal mendarat dengan baik. Kondisi ini disebabkan licinnya area landing. Sejumlah rider juga mengeluhkan kondisi keseluruhan dari jump box dan jarak penonton ke area lomba. “Jump box ini kurang enak dipakai,” kata Reza, rider Oakley yang gagal naik podium. Sementara, Ryan Andhika mengeluhkan permukaan papan yang tidak rata karena adanya sambungan. Ditunjang penonton yang terlalu dekat dengan jump box. “Seharusnya jarak jump box dengan penonton sekitar satu meter,” tambahnya.
Kesuluruhan, Jumping Contest ini mampu membius penonton. Sampai tuntas, lomba ini dapat menahan penonton, yang sebagian besar adalah penggila sepeda gunung, pulang. Aksi sinting para rider itu benar-benar membuat penonton terus berdecak kagum. Trik variasi, maupun trik dasar yang diperagakan sungguh memukau.
Hasil Lengkap:
Kategori Junior:
Andri Setiawan (BMX Wimcycle Team) 58,56 poin
Andi (Polygon) 56,99 poin
Opang (BMX Tangerang) 55,66 poin
Kategori Senior:
Didi (Tim Chucky Bandung) 77,66 poin
Ryan Andhika (Polygon) 76,93 poin
Rifky (BMX Wimcycle Team) 76,83 poin
Jack (Bandung BMX) 76,00 poin
Matheus (Oakley, Xtoys) 73,83 poin