Thursday, September 4, 2008

Lagi Sakit, Malas Nulis

Ruangan kantor berukuran 4 x 3 meter tampak sepi. Tidak ada suara takk..takk..takk, bunyi keyboard "jadul" komputer. Sumber suara keyboard yang berasal dari rekan seruangan tidak ada. Pepi dan Dalsim, rekan kerja sedang alpha hari itu. Rekan saya yang satunya, Sumanjaya, seorang fotografer hanya duduk menatap monitor. Tangan kanannya memegang mouse. Sibuk mengutak-atik hasil jepretannya. Keyboard-nya jarang-jarang dipencet. Saya sendiri rada malas nulis. Padahal naskah buat edisi terbaru sudah mesti dikerjakan. "Yang penting sebelum deadline sudah rampung," gumamku.

Mengapa hari ini saya rada malas nulis? Badan lagi tidak segar. Perut masih terasa kembung, sakit. Satu naskah yang sedang saya kerjakan, masih dalam pengumpulan bahan. Riset. Dan saya belum paham benar inti persoalannya. Jika badan ini sudah segar kembali, perut tidak sakit, paham apa yang mau saya tulis, 2-3 jam naskah berita pasti selesai.

Kalau mau menulis suatu cerita (fakta/berita) harus dalam keadaan riang. Jangan ada beban dalam otak kita. Jangan meracuni pikiran dengan masalah keseharian kita. Lupakan itu semua. Kalau Anda sudah duduk menghadap monitor komputer, pikiran riang, tema sudah diketahui, bahan sudah dicerna dalam otak, perut tidak lapar, badan segar, mulailah mengetik. Pasti Anda lancar menulis.

Usai rampung diketik, santailah. Biarkan otak beristirahat sejenak. Ngobrol bersama teman, bercanda, atau merokok di luar ruangan. Setelah itu baru baca kembali naskah yang Anda ketik, dan edit tulisan yang baru dibikin.

Apa yang saya tulis itu, anjuran dari "mentor" saya. Seringkali saya bertanya kepada wartawan senior tentang tips menulis dengan baik. Dari sekian banyak jawaban, singkatnya seperti di atas tadi. Saya memperaktekan hal itu. Dan alhamdulillah lancar.

Saya berkerja di majalah. Periodesitas-nya sebulan sekali. Setiap rubrik punya deadline. Jadi jika kondisi sedang tidak fit dalam menulis, masih ada sengang waktu. Bagaimana kalau saya berkerja di surat kabar harian, yang mood, tidak mood wajib bikin berita? Mudah. Di surat kabar harian, berita ditulis pendek, singkat, padat dan jelas. Apa yang kita liput, kita alami, kita dengar, kita lihat, sampai kantor tinggal tuangkan dalam layar monitor. Kirim ke redaktur.

Dalam majalah, seperti Majalah Cycling tempat saya menimba ilmu, naskah mesti ditulis detail dan jelas. Memahami dulu naskah yang saya dapat dari internet. Bertanya kepada para ahli, baru ditulis. This's about technology. Kudu paham benar. Salah pemahaman, jadi membohongi publik.

No comments: